BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komponen kimia kayu sangat
bervariasi, hal ini dipengaruhi
oleh faktor tempat tumbuh, iklim
dan letaknya di dalam batang atau cabang. Pada komponen kimia kayu terdiri dari
selulosa, hemiselulosa, lignin dan zat eksraktif masing-masing sangat dbutuhkan
oleh tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan yang mengandung selulosa
cukup melimpah di Indonesia dan merupakan sumber alam yang dapat diperbaharui
dengan pembudidayaan.Selulosa
merupakan komponen yang mendominasi karbohidrat yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan hampir mencapai 50%, karena selulosa merupakan unsur struktural
dan komponen utama bagian yang terpenting dari dinding sel tumbuh-tumbuhan. Selulosa
merupakan β-1,4 poli glukosa, dengan berat molekul sangat besar. Unit ulangan
dari polimer selulosa terikat melalui ikatan glikosida yang mengakibatkan
struktur selulosa linier. Keteraturan struktur tersebut juga menimbulkan ikatan
hidrogen secara intra dan intermolekul.
Hemiselulosa
merupakan suatu polisakarida lain yang terdapat dalam tanaman dan tergolong
senyawa organik. Casey (1960) menyatakan bahwa hemiselulosa bersifat
non-kristalin dan tidak bersifat serat, mudah mengembang karena itu hemiselulosa
sangat berpengaruh terhadap bentuknya jalinan antara serat pada saat
pembentukan lembaran, lebih mudah larut dalam pelarut alkali dan lebih mudah
dihidrolisis dengan asam.
Lignin adalah
komponen penyusun utama dari dinding sel tumbuhan dan beberapa algae. Lignin
juga masih berikatan erat dengan selulosa dan hemiselulosa. Komponen ini
merupakan komponen rantai
atau cabang
panjang yang terbentuk di dalam dinding sel. Keberadaan lignin sangat melimpah
di alam yang mana merupakan komponen polimer organic kedua terbanyak di bumi
setelah selulosa. Struktur dari lignin adalah kompleks, tidak teratur, acak,
dan penyusun utamanya dari senyawa aromatic, yang mana menambah elastisitas
matrik selulosa dan hemiselulosa. Akibat dari kekompleksan inilah lignin merupakan
komponen linoselulosa yang sulit untuk dipecah. Hal ini dikarenakan struktur
kristal pada lignin lebih tinggi daripada selulosa dan hemiselulosa.
Zat ekstraktif
adalah zat yang mudah larut dalam pelarut seperti: eter, alcohol, bensin dan
air. Jumlah zat ekstraktif rata-rata 3 – 8%, dari berat kayu karing tanur.
Termasuk di dalamnya minyak-minyakan,resin,lilin,lemak,tannin,gula,pati dan zat warna. Zat ekstraktif tidak merupakan bagian
struktur dinding sel, tetapi terdapat dalam rongga sel.
B. Rumusan masalah
1.
Apakah pengertian dari selulosa, hemiselulosa, lignin dan
eksraktif ?
2.
Bagaimanakah struktur dari selulosa, hemiselulosa, lignin
dan eksraktif ?
3.
Bagaimana fungsi dari selulosa, hemiselulosa, lignin dan
eksraktif ?
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada
mahasiswa tentang pengertian
selulosa, hemiselulosa, lignin dan eksraktif, mengetahui struktur dari
selulosa, hemiselulosa,lignin dan eksraktif, dan memahami fungsi dari selulosa,
hemiselulosa, lignin dan eksraktif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dari
Selulosa
Selulosa adalah zat penyusun tanaman yang jumlahnya banyak,
sebagai material struktur dinding sel semua
tanaman.Selulosa adalah karbohidrat utama yang
disintesis oleh tanaman dan menempati hampir 60% komponen penyusun struktur
kayu. Selulosa merupakan serat-serat panjang yang bersama-sama hemiselulosa,
pektin, dan protein membentuk struktur jaringan yang memperkuat dinding sel
tanaman. Jumlah selulosa di alam sangat berlimpah sebagai sisa tanaman atau
dalam bentuk sisa pertanian seperti jerami padi, kulit jagung, gandum,kulit
tebu dan lain-lain tumbuhan.
Secara kimia, selulosa merupakan senyawa polisakarida
yang terdapat banyak di alam.Bobot molekulnya tinggi, strukturnya teratur berupa
polimer yang linear terdiri dari unit ulangan β-D-Glukopiranosa. Karakteristik
selulosa antara lain muncul karena adanya struktur kristalin dan amorf serta
pembentukan mikro fibril dan fibril yang pada akhirnya menjadi serat selulosa.
Sifat selulosa sebagai polimer tercermin dari bobot molekul rata-rata,
polidispersitas dan konfigurasi rantainya. Sebagai sumber serat, batang pisang
cukup potensial untuk di kembangkan menjadi pulp karena memiliki kandungan
selulosa yang cukup tinggi
Selulosa
hampir sama dengan amilosa yaitu sama-sama polimer berantai lurus hanya saja
berbeda pada jenis ikatan glukosidanya. Selulosa bila dihidrolisis oleh
enzim selobiase yang cara kerjanya serupa denga beta- amilase akan menghasilkan
dua molekul glukosa dari ujung rantai sehingga dihasilkan selobiosa beta-1,4 -
G-G.
Beberapa molekul selulosa akan
membentuk mikrofibril dengan diameter 2-20 nm dan panjang 100-40000 nm yang
sebagian berupa daerah teratur (kristalin) dan diselingi daerah amorf yang
kurang teratur. Beberapa mikrofibril membentuk fibril yang akhirnya menjadi
serat selulosa. Selulosa memiliki kekuatan tarik yang tinggi dan tidak larut
dalam kebanyakan pelarut. Hal ini berkaitan dengan struktur serat dan kuatnya
ikatan hidrogen.
Hemiselulosa
Hemiselulosa adalah polisakarida pada dinding sel tanaman yang
larut dalam alkali dan menyatu dengan selulosa.
Hemiselulosa terdiri atas unit D-glukosa, D-galaktosa,D-manosa, D-xylosa, dan
L-arabinosa yang terbentuk bersamaan dalam kombinasi dan ikatan glikosilik yang bermacam-macam. Hemiselulosa terdapat bersama-sama
dengan selulosa dalam struktur daun dan kayu dari semua bagian tanaman dan juga dalam biji tanaman
tertentu. Hemiselulosa yang terhidrolisis akan
menghasilkan heksosa, pentosa dan asam uronat. Hemiselulosa dihidrolisa oleh jasad renik dalam saluran
pencernaan dengan enzim
hemiselulase, hasil akhir fermentasinya adalah VFA.
Jumlah hemiselulosa biasanya antara 15-30% dari berat kering
bahan lignoselulosa. Hemiselulosa mengikat
lembaran serat selulosa membentuk mikrofibril yang meningkatkan stabilitas dinding sel.
Hemiselulosa juga berikatan silang
dengan lignin membentuk jaringan kompleks dan memberikan struktur yang kuat.
Lignin
Lignin
merupakan salah satu komponen kimia penyusun kayu selain dari selulosa, hemiselulosa dan ekstraktif. Lignin adalah gabungan beberapa senyawa
yang hubungannya erat satu sama lain,
mengandung karbon, hidrogen dan oksigen, namun proporsi karbonnya lebih tinggi dibanding senyawa karbohidrat.Sifat
kimia lignin yang penting untuk diketahui
diantaranya adalah kadar lignin dan reaktifitasnya. Metode Klason merupakan prosedur umum yang digunakan
dalam penentuan kadar lignin. Prosedur
ini memisahkan lignin sebagai material yang tidak larut dengan depolimerisasi selulosa dan hemiselulosa
dalam asam sulfat 72% yang diikuti oleh hidrolisis
polisakarida terlarut dalam asam sulfat 3% yang dipanaskan. Bagian dari lignin yang larut menjadi filtrat
disebut lignin terlarut asam.
Lignin terlarut
asam merupakan parameter yang dapat menunjukkan tingkat
reaktivitas monomer penyusun polimer lignin. Lignin terlarut asam juga sangat penting untuk dianalisis
mengingat hubungannya dengan kandungan lignin dan
proses pulping. Lignin terlarut asam merupakan bagian dari kandungan total lignin dalam kayu, akan tetapi
seringkali diabaikan karena jumlahnya yang relative kecil khususnya pada jenis softwood.
Lignin adalah salah satu komponen utama sel
tanaman, karena itu lignin juga memiliki dampak langsung terhadap karakteristik
tanaman. Misalnya saja, lignin sangat berpengaruh pada proses pembuatan pulp
dan kertas. Kebutuhan bahan kimia untuk ‘memasak’ kayu dihitung berdasarkan
kandungan ligninnya. Kandungan lignin pada pakan ternak ruminansia sangat
perpengaruh pada kemudahan pakan itu untuk dicerna. Pakan yang rendah kandungan
ligninnya mudah dicerna oleh binantang. Tapi, kalau pakan yang diberikan terlalu
banyak kandungan ligninnya, ternak bisa ‘mencret’.
Di alam keberadaan lignin pada kayu berkisar antara
25-30%, tergantung pada jenis kayu atau faktor lain yang mempengaruhi
perkembangan kayu. Pada kayu, lignin umumnya terdapat
di daerah lamela tengah dan berfungsi pengikat antar sel serta menguatkan
dinding sel kayu. Kulit kayu, biji, bagian serabut kasar, batang dan
daun mengandung lignin yang berupa substansi kompleks oleh adanya lignin dan
polisakarida yang lain. Kadar lignin akan bertambah dengan bertambahnya umur
tanaman.
Eksraktif
Zat ekstraktif
merupakan komponen non-struktural pada kayu dan kulit tanaman terutama berupa
bahan organik yang terdapat pada lumen dan sebagian pada dinding sel. Dengan
menggunakan air dingin atau panas dan bahan pelarut organik netral seperti
alkohol atau eter maka dapat dilakukan ekstraksi. Jumlah dan jenis zat
ekstraktif terdapat tanaman tergantung pada letaknya dan jenis tanaman. Pada
kayu konvensional, zat ekstraktif banyak terdapat pada kayu teras. Getah,
lemak, resin, gula, lilin, tanin, alkaloid merupakan beberapa contoh zat
ekstraktif. Selain
bahan organik, pada kayu juga terdapat bahan anorganik berupa mineral dan
silika yang tidak larut dalam air atau pelarut organik.
a.
Zat
Eksraktif Larut dalam Air Panas, Zat ekstraktif larut
dalam air panas yang terdapat dalam batang kayu kelapa berkisar antara 3.75 ~
8.92% dengan nilai rataan 6.06%. Batang kelapa bagian atas dan bagian dalam
banyak mengandung gula dan pati sehingga proses ekstraksi tersebut membuat
sebagian besar gula dan pati akan terlarut. Ini menunjukkan bahwa bagian dalam
batang kelapa terutama pada ketinggian di atas 15 meter berpotensi untuk
diekstraksi gulanya atau dilakukan isolasi pati untuk dapat dimanfaatkan. Rojo
et.al. (1988) menjelaskan bahwa gula dari batang kelapa dapat dimanfaatkan
sebagai bahan tambahan untuk pakan ternak seperti lembu.
b.
Zat
Eksraktif Larut dalam Alkohol Benzena, Zat ekstraktif yang
dapat larut dalam pelarut organik seperti larutan alkohol benzena antara lain
lilin, lemak, resin, minyak dan tanin serta komponen tertentu yang tidak larut
dalam eter . Zat
ekstraktif yang larut dalam alkohol benzena pada batang kelapa berkisar antara
1.88 ~ 8.79% dengan nilai rataan 5.11%. Hasil ini lebih tinggi dari hasil
penelitian Suwinarti (1993) yaitu sebesar 1.1 ~ 3.57% serta Anonim (1985), Rojo
et. al. (1988), Palomar (1990) dan Arancon (1997) dengan nilai rataan 2.6% yang
disebabkan perbedaan tempat tumbuh pohon. Secara longitudinal, distribusi
kandungan zat ekstraktif larut dalam alkohol benzena cenderung tidak beraturan.Bahan non-tanin yang terdapat dalam
batang kelapa yang utama adalah lemak dan lilin karena menurut Sjöstrom (1998)
lilin dan lemak merupakan konstituen utama yang terdapat dalam sel-sel
parenkim. Pada kayu kelapa, parenkim merupakan jaringan dasar yang lebih banyak
terdapat pada bagian atas dan bagian dalam batang.
c.
Zat Ekstraktif Larut dalam NaOH 1%, Zat
ekstraktif yang larut dalam NaOH 1% pada batang kelapa mempunyai nilai
tertinggi 33.61% dan terendah 18.76% dengan nilai rataan 21.04%. Pada Gambar 3
dapat dilihat bahwa distribusi zat ekstraktif larut dalam NaOH 1% pada batang
kelapa yang mempunyai kecenderungan berupa garis linier positif. Ini berarti
semakin ke atas dan ke dalam maka kandungannya akan semakin tinggi. Secara
longitudinal, persamaan regresinya adalah y = 0.8656x + 20.967 dengan nilai
korelasi 0.890 (sangat signifikan) dengan nilai rataan tertinggi sebesar 28.51%
terdapat pada bagian ujung.
B. Struktur Dari Selulosa, Hemiselulosa, Lignin Dan
Eksraktif
Struktur Selulosa
Untuk struktur kimia selulosa terdiri
dari unsur C, O, H yang membentuk rumus molekul (C6H10O5)n ,dengan
ikatan molekulnya ikatan hidrogen yang sangat erat.
Gugus fungsional
dari rantai selulosa adalah gugus hidroksil. Gugus – OH ini dapat berinteraksi
satu sama lain dengan gugus –O, -N, dan –S, membentuk ikatan hidrogen. Ikatan
–H juga terjadi antara gugus –OH selulosa dengan air. Gugus-OH selulosa
menyebabkan permukaan selulosa menjadi hidrofilik. Rantai selulosa memiliki
gugus-H di kedua ujungnya. Ujung –C1 memiliki sifat pereduksi. Struktur rantai
selulosa distabilkan oleh ikatan hidrogen yang kuat disepanjang rantai. Di
dalam selulosa alami dari tanaman, rantai selulosa diikat bersama-sama
membentuk mikrofibril yang sangat terkristal (highly crystalline) dimana setiap
rantai selulosa diikat bersama-sama dengan ikatan hydrogen
Di dalam jaringan
pembuluh tanaman selulosa disintesis oleh membran plasma dengan kompleks
terminal roset (RTCs). RTCs adalah struktur protein heksamerik, kira-kira 25 nm
diameter, yang mengandung enzim sintesa selulosa yang mensintesis rantai
selulosa individu. Setiap RTC mengapung di membran plasma sel dan
“berputar” sebuah mikrofibril ke dalam dinding sel.RTCs mengandung setidaknya
tiga sintesis selulosa yang berbeda, dikodekan oleh gen Cesa, dalam stoikiometri
yang tidak diketahui. Salinan set gen Cesa terlibat dalam biosintesis sel
primer dan sekunder dinding. Selulosa membutuhkan inisiasi sintesis rantai dan
perpanjangan dan dua proses terpisah. Cesa inisiat glukosiltransferase memulai
polimerisasi selulosa dengan menggunakan primer steroid,
sitosterol-beta-glukosida, dan UDP-glukosa. Sintesa selulosa menggunakan
prekursor UDP-D-glukosa untuk memanjangkan pertumbuhan rantai selulosa .
Selulase mungkin berfungsi untuk membelah primer dari rantai matang.
Dalam pembentukannya,
tanaman membuat selulosa dari glukosa, yang merupakan bentuk yang paling
sederhana dan paling umum karbohidrat yang ditemukan dalam tanaman. Glukosa
terbentuk melalui proses fotosintesis dan digunakan untuk energi atau dapat
disimpan sebagai pati yang akan digunakan kemudian. Selulosa dibuat dengan
menghubungkan unit sederhana banyak glukosa bersama-sama untuk menciptakan efek
simpang siur rantai panjang, membentuk molekul panjang yang digunakan untuk
membangun dinding sel tanaman.
Walaupun selulosa
sifatnya keras dan kaku, namun selulosa dapat dirombak menjadi zat yang lebih
sederhana melalui proses cellulolysis. Cellulolysis adalah proses memecah
selulosa menjadi polisakarida yang lebih kecil yang disebut dengan
cellodextrins atau sepenuhnya menjadi unit-unit glukosa, hal ini merupakan
reaksi hidrolisis. Karena molekul selulosa terikat kuat antar satu molekul
dengan molekul lainya ,cellulolysis relatif sulit bila dibandingkan dengan
pemecahan polisakarida lainnya. Proses cellulolisis terjadi pada sistem
pencernaan sebagian hewan memamah biak ruminansia untuk mencerna makanan mereka
yang mengandung selulosa. Proses cellulolisis dibantu oleh enzim selulase
Enzim yang digunakan untuk membelah
hubungan glikosidik di glikosida hidrolisis selulosa termasuk endo-acting
selulase dan glucosidases exo-akting. Enzim tersebut biasanya dikeluarkan
sebagai bagian dari kompleks multienzim yang mungkin termasuk dockerins dan
selulosa modul mengikat. Untuk proses selulolilsis akan dijelaskan pada gambar
di bawah ini:
Selulosa ialah polimer yang selari
atau lurus dengan formula (C6H10O5)n.
Polimer yang lurus adalah β-(1" type="#_x0000_t75">
4)-D-glukopiranos dengan ikatan yang menstabilkan struktur selulosa.Serat
selulosa adalah sangat halus dan fleksibel.
Ø Struktur fisikal selulosa
Seperti kanji,selulosa mencipta satu rangkaian panjang hasil
gabungan daripada beberapa ratus molekul glukosa.selulosa adalah kumpulan
polisakrida yang tersusun dalam susunan yang selari untuk membentuk selulosa
mikrofibril. Mikrofibril yang kecil diikat atau dibungkus bersama untuk
membentuk makrofibri.
Microfibrils selulosa adalah sangat kuat dan tidak anjal
kerana kehadiran ikatan hidrogen. Ahli-ahli kimia memanggil susunan ini sebagai
"habluran," bermaksud bahawa microfibrils mempunyai ciri-ciri hablur.
Molekul selulosa adalah tegar.
Selulosa Iα dan selulosa I β mempunyai kepanjangan yang sama
(1.043 nm merujuk kepada bahagian dalam hablur, 1.029 nm pada permukaan luar)
tetapi berbeza pada saiz. Selulosa Iα dan selulosa I β berubah dengan membengkok
semasa mikrofibril membesar.
Ø Struktur selulosa dalam sel tumbuhan
Dalam dinding sel tumbuhan bebenang atau serat yang
terbentuk adalah serat selulosa. Terdapat dua jenis selulosa di dalam serat
selulosa iaitu selulosa mikrofibril dan selulosa makrofibril seperti acuan yang
berbentuk bebenang yang berkumpul bersama lain-lain sel polisakarida dan
protein dan membenarkan peredaran cecair di antara dinding sel dan pada seluruh
dinding sel. Susunan selulosa mikrofibril di antara polisakarida dan protein
menghasilkan ikatan yang kuat pada dinding sel tumbuhan.Dinding sel tumbuhan
menjalankan pelbagai fungsi diantaranya ialah menegarkan dinding sel.
Dinding sel melindungi bahagian dalaman sel tumbuhan. Tidak
seperti komponen dinding sel yang lain,yang mana proses sintesis berlaku pada
bahagian dalam sel tumbuhan,selulosan disintesiskan di atas permukaan dinding
sel.Berada di antara plasma membran tumbuhan ialah enzim yang dipanggil
selulosa sintetas yang bertindak mensintesiskan selulosa.Apabila selulosa
disintesiskan,satu terbitan baru akan wujud iaitu selulosa mikrofibril yang
berada pada permukaan dalam sel.Kemudian selulosa mikrofibril akan mengikat di
antara satu sama lain untuk membentuk selulosa makrofibril yang berada pada
permukaan tengah sel.Selulosa makrofibril membesar untuk membentuk serat yang
dinamakan serat selulosa.
Hemiselulosa
Jumlah hemiselulosa biasanya antara
15-30% dari berat kering bahan lignoselulosa.
Hemiselulosa mengikat lembaran serat selulosa membentuk mikrofibril yang meningkatkan stabilitas
dinding sel. Hemiselulosa juga berikatan silang dengan lignin membentuk jaringan kompleks dan memberikan
struktur yang kuat (Suparjo et al., 2008b).
Berikut ini merupakan struktur hemiselulosa (Gambar 2)
Gambar 2. Struktur Hemiselulosa
(Carpita, 2000)
Ø Hemiselulosa - Senyawa Penyusun
Dinding Sel
Sel-sel
yang hidup, dindingnya mengandung banyak air, karena itu dinding sel tampak
menggelembung. Dinding sel tumbuhan yang telah dewasa terdiri dari banyak bahan
penyusun seperti pektin, selulosa, hemiselulosa, mannan, galaktan,
kitin, lignin, suberin, kutin, lilin, serta bahan-bahan
atau senyawa anorganik lainnya.
Ø Beberapa monomer penyusun hemiselulosa
Beberapa monomer penyusun selulosa adalah D-glukosa, ditambah dengan
beberapa monosakarida yang terikat dengan rantai sebagai cabang atau mata
rantai seperti D-mannosa, D-galaktosa, D-fruktosa, dan pentosa seperti D-xilosa
dan D-arabinosa. Senyawa hemiselulosa berperan sebagai senyawa pengisi ruang
antar serat-serat selulosa dan bersifat non-kristalin pada dinding sel
tumbuhan. Perbedaan yang sangat tampak pada senyawa selulosa dengan senyawa
hemiselulosa adalah bahwa hemiselulosa mudah sekali larut dalam asam, sedang
selulosa sebaliknya.
Hemiselulosa terdiri dari molekul-molekul heksosan dan
pentosan. Apabila kepada senyawa hemiselulosa diberi larutan ZnCl2,
kemudian ditambahkan yodium (I), maka akan muncul warna biru. Selain sebagai
penguat dinding sel, hemiselulosa juga dapat berfungsi sebagai makanan cadangan
dalam sel tumbuh-tumbuhan.
Lignin
Beberapa usulan model struktur kimia
lignin telah dikembangkan oleh beberapa ahli. Berikut ini struktur lignin yang
pernah diusulkan Freudenberg
(1965) Glasser and Glasser (1975), Alder (1977) Struktur
lignin dapat dilihat pada
Gambar 3. Lignin sering digolongkan sebagai karbohidrat karena hubungannya dengan selulosa dan hemiselulosa dalam
menyusun dinding sel, namun lignin bukan karbohidrat. Hal ini ditunjukkan oleh proporsi karbon yang lebih
tinggi pada lignin (Suparjo
et al., 2008a).Pengerasan dinding sel kulit tanaman yang disebabkan oleh
lignin menghambat enzim untuk mencerna serat
dengan normal. Hal ini merupakan buktibahwa adanya ikatan kimia yang kuat
antara lignin, polisakarida tanaman dinding sel yang menjadikan komponen-komponen ini tidak dapat
dicerna oleh ternak
Gambar 3
Komponen
penyusun dari lignin adalah monolignols coniferyl, sinaphyl, dan p-coumaryl
alkhohol yang saling berikatan membentuk struktur 3D (Douglas, 1996). Dalam
alam lignin bersifat
hidrofobik yang mana lignin tahan terhadap air, sehingga dinding sel tidak
tembus air. Selain itu lignin tahan terhadap pertumbuhan mikroorganisme dan
dapat menyimpan lebih banyak energy matahari daripada selulosa dan hemiselulosa.
Kandungan lignin
pada tumbuhan berbeda-beda, dimana kandungannya kadang lebih besar/sedikit
daripada hemiselulosa atau selulosa tergantung jenis, tipe sel, dan tingkatan
perkembangan dari jaringan dinding pohon tersebut. Dalam beberapa referensi
disebutkan jumlah lignin dalam struktur pohon sekitar 20 – 35%. Rumus empiris
dari lignin adalah C9H10O2(OCH3)n, dimana n adalah rasio CH3 dari grup C9.
Dengan kata lain struktur kimia dari lignin dapat berubah secara dramastis yang
membuat sulit untuk mendefinisikannya.
Dalam dunia
industry seperti proses hidrolisis enzimatik pada lignoselulosa (Mooney et al,
1998) dan industry pulp, lignin merupakan komponen yang tak diinginkan dalam
proses dan secara umum biasanya dihilangkan dengan pengolahan secara kimia.
Selain mengganggu kinerja dari enzim (Mansfield, 1999), lignin juga menyebabkan
ikatan balik pada selulosa yang mengakibatkan meningkatnya jumlah kebutuhan
enzim yang digunakan untuk hidrolisis (Lu et al, 2002). Ada 2 cara pretreatment
yang biasa digunakan untuk menghilangkan lignin yaitu dengan delignifikasi
oksidatif dan proses organosolv.
Pada proses
delignifikasi oksidasi ini lignin dapat didegradasi dengan menggunakan katallis
enzim peroksida H2O2 (Azzam, 1989), sedangkan pada proses organosolv lignin
dalam bentuk cairan organic dapat didegradasi dengan menggunakan katalis
inorganic seperti asam sulfat H2SO4 atau HCl (Aziz and Sarkanen, 1989). Selain
pretreatment diatas ada pretreatment yang lain yang dapat digunakan untuk
mendegradasi lignin yaitu dengan oksidasi basah yaitu memanaskan larutan
lignoselulosa pada suhu 200OC dengan tekanan 10 – 12 bar O2.
C. Fungsi Dari Selulosa, Hemiselulosa, Lignin Dan Eksraktif
Selulosa
Serat rami (Boehmeria nivea ini merupakan bahan yang
dapat diolah untuk kain fashion berkualitas tinggi dan bahan pembuatan selulosa
berkualitas tinggi (selulose α). Selulosa α berkualitas tinggi merupakan salah
satu unsur pokok pembuatan bahan peledak dan atau propelan (propellant) yaitu
isian dorong untuk meledakkan peluru. Kayu dan serat rami dapat diolah menjadi
pulp berkualitas tinggi sebagai bahan baku.
Selulosa zantat Digunakan dalam
pembuatan kain sutera tiruan, Untuk menghasilkan rayon atau viscose dan
selopan. pembuatan aneka jenis kertas Industri-indusri
yang menggunakan selulosa sebagai bahan baku meliputi industri kertas, industri
yang memproduksi bahan penyerap (absorbent) seperti popok bayi, kertas,
tissue, pembalut wanita dan lain-lain. Industri yang memproduksi Carboxy
Methyl Cellulose (CMC) untuk digunakan pada industri makanan dan industri
memproduksi selulosa asetat dan selulosa nitrat sebagai bahan plastik dan
tekstil (rayon). Berbagai jenis kayu dapat juga dimanfaatkan sebelum diolah
untuk diambil selulosanya, misalnya : untuk keperluan bahan bangunan seperti
untuk lantai, dinding, pintu, kusen dan untuk bantalan rel kereta api, tiang
listrik, telepon, untuk alat musik, alat olahraga, bagian-bagian kapal, bus,
kereta api, aeromodelling dan lain-lain.
Pemanfaatan
Selulosa di bidang Pertahanan TNI sebagai komponen utama pertahanan
negara dalam melaksanakan tugas pokoknya, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI
memerlukan berbagai jenis alat/sarana termasuk persenjataan.
sebagai bahan
baku utama pembuatan propelan atau bahan peledak. Sedangkan selulosa kualitas
dibawahnya digunakan sebag
Selain dimanfaatkan untuk industri pulp, tekstil (rayon dan cotton), film dan
peralatan rumah tangga, selulosa juga dimanfaatkan untuk industri pembuatan
selulosa asetat.
Selulosa asetat digunakan sebagai membran ultra filtrasi,
pemisahan metanol - metil tersier butil ester, dan proses osmosis balik dalam
pengolahan limbah pelapisan logam (electroplating) bahan baku pada
industri kertas dan industri tekstil.
Turunan selulosa
yang dikenal dengan carboxymethyl cellulose (CMC) sering dipakai dalam industri
makanan untuk mendapatkan tekstur yang baik. Misalnya pada pembuatan es krim,
pemakaian CMC akan memperbaiki tekstur dan kristal laktosa yang terbentuk akan
lebih halus. CMC juga sering dipakai dalam bahan makanan untuk mencegah
terjadinya retrogradasi
Hemiselulosa
Fungsi
hemiselulosa adalah sebagai penguat dinding sel sebagaimana manfaat selulosa
bagi dinding sel tumbuhan.Hemiselulosa memiliki sifat non-kristalin dan bukan
serat, mudah mengembang, larut dalam air, sangat hidrofolik, serta mudah larut
dalam alkali. Kandungan hemiselulosa yang tinggi memberikan kontribusi pada
ikatan antar serat, karena hemiselulosa bertindak sebagai perekat dalam setiap
serat tunggal. Pada saat proses pemasakan berlangsung, hemiselulosa akan
melunak, dan pada saat hemiselulosa melunak, serat yang sudah terpisah akan
lebih mudah menjadi berserabut
Lignin
Pada batang,
lignin berfungsi sebagai bahan pengikat komponen penyusun lainnya, sehingga
suatu pohon bisa berdiri tegak (seperti semen pada sebuah batang beton). lignin sangat berpengaruh pada proses
pembuatan pulp dan kertas. Kebutuhan bahan kimia untuk ‘memasak’ kayu dihitung
berdasarkan kandungan ligninnya. Kandungan lignin pada pakan ternak ruminansia
sangat perpengaruh pada kemudahan pakan itu untuk dicerna. Pakan yang rendah
kandungan ligninnya mudah dicerna oleh binantang. Tapi, kalau pakan yang
diberikan terlalu banyak kandungan ligninnya, ternak bisa ‘mencret’. Kandungan lignin serupakan salah satu
penghambat biokonversi lignoselulosa menjadi etanol. Lignin melindungi
selulosa, sehingga selulosa sulit untuk dihidrolisis
Eksraktif
Dumanaw (2003)
menyatakan bahwa zat ekstraktif memiliki peranan dalam kayu karena dapat
mempengaruhi sifat keawetan, warna, bau dan rasa sesuatu jenis kayu, dapat
digunakan untuk mengenal sesuatu jenis kayu, dapat digunakan sebagai bahan
industri, dapat menyulitkan dalam pengerjaan dan mengakibatkan kerusakan pada
alat-alat pertukangan. Zat ekstraktif yang bersifat racun menyebabkan ketahanan
terhadap pelapukan kayu. Hal ini dibuktikan bahwa ekstrak dari kayu teras lebih
bersifat racun daripada ekstrak dari kayu gubal pada pohon yang sama. Serta,
ketahanan terhadap pelapukan kayu teras akan berkurang jika diekstraksi dengan
air panas atau dengan pelarut organik (Syafii et al., 1987).Zat ekstraktif
memiliki arti yang penting dalam kayu karena: Dapat
mempengaruhi sifat keawetan, warna, bau dan rasa sesuatu jenis kayu.Dapat digunakan untuk mengenal sesuatu
jenis kayu.Dapat digunakan sebagai bahan industry.Dapat menyulitkan dalam pengerjaan dan
mengakibatkan kerusakan pada alat-alat pertukangan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Selulosa
merupakan pembentuk struktur dinding sel tumbuhan. Selulosa bersifat tidak
dapat dicerna oleh manusia sehingga berfungsi sebagai sumber serat yang
membantu memperlancar defakasi.
Hemiselulosa adalah polisakarida pada dinding sel tanaman yang
larut dalam alkali dan menyatu dengan selulosa, berfungsi sebagai
penguat dinding sel tumbuhan.
Lignin adalah gabungan beberapa senyawa yang hubungannya erat
satu sama lain, mengandung karbon, hidrogen dan oksigen,
namun proporsi karbonnya lebih tinggi
dibanding senyawa karbohidrat, berfungsi sebagai pengikat antara
komponen yang lainya.
Zat
eksraktif merupakan komponen non-struktural pada kayu dan
kulit tanaman terutama berupa bahan organik yang terdapat pada lumen dan
sebagian pada dinding sel
yang berfungsi sebagai sifat pengawet.
Saran
Komponen kimia kayu sangat
bervariasi, hal ini dipengaruhi
oleh faktor tempat tumbuh, iklim
dan letaknya di dalam batang atau cabang. Pada komponen kimia kayu terdiri dari
selulosa, hemiselulosa, lignin dan zat eksraktif masing-masing sangat dbutuhkan
oleh tumbuhan. Maka dari itu komponen kimia kayu ini perlu ada pada tumbuhan
karena dapat memberikan fungsi yang begitu banyak pada tumbuhan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Adriani.2010.http://uli-adriani.blogspot.com/2010/04/sifat-sifat-umum-kayu.html.Diakses pada tanggal 7 oktober
pukul 12.00 Wita
Anonim.2011.http://blog.ub.ac.id/supat/2011/03/14/hello-world.html.
Diakses pada tanggal 7 okteber 18.24 Wita
Anonim, 2012.http://id.shvoong.com/exact-sciences/biochemistry/2267470-eksraktif/#ixzz2gqF8h2Zc.
Diakses pada tanggal 7 oktober 2013 pukul 17.56 Wita
Isroi.2010.http://isroi.com/2010/09/23/lignin-struktur-kimia-lignin/com. Diakses pada tanggal 7 oktober 2013 pukul 19.40 Wita.
Kurniawan,dheny.2012.http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/artikel-coba-2/departemen-bangunan-30/543-sifat-sifat-kayu.
Diakses pada tanggal 7 oktober 2013 pukul 20.21 Wita
Mustamin.2013.http://raymoon760.wordpress.com/2013/06/19/zat-ekstraktif-kayu/com. Diakses pada tanggal 7 oktober 2013 pukul 22.40 Wita
Sofa.2013.http://sofa.blogspot.com/2013/04/molekul-selulosa.html. Diakses pada tanggal 7 oktober 2013 pukul 18.35 Wita
Sanjana, beny. http://www.crayonpedia.org/mw/4._Pengertian selulosa dan hemiselulosa. Diakses pada tanggal 7 oktober 2013 pukul 17.50 Wita
Tirta.2011.http://id.wikipedia.org/wiki/Lignin.pdf. Diakses pada tanggal 7 okteber 2013 pukul 19.00 WITA
Our years of experience in market research recruitment have led us to have a streetwise approach to fieldwork which gives us the edge over other fieldwork agencies. We take the time to understand the unique demands of your research project, delivering a bespoke solution that gives you the insight that you require. Find more about us here Market Research Engine.
BalasHapusthanks yaa...
BalasHapuskeren nih artikelnya
BalasHapusalfamart pusat
Mantap ga ngerti
BalasHapusApabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
BalasHapusTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Coagulan
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Coagulant
Flokulan,nutrisi, bakteri
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
Bagus artikelnya
BalasHapus